Laman

Dewi Padi

Dewi Padi
http://azharrosealba.blogspot.com

Sabtu, 04 September 2010

Suami Que...

Wahai Suamiku,,, Sepertinya,suami adalah,
Bila dipandang tak menyakiti
Bila dilirik, manis sekali,
Bila tertawa ada yang menemani,
Bila menangis ada yang menaungi,

Tegurannya membukakan hati,
Ucapannya ubat pelipur hati.
Hasratnya selalu menyayangi,
Dan kasih Sayangnya tak bertepi


Wahai suamiku..
Datanglah..
Masuklah dalam rumah bilik yang indah ini,
Walaupun tak berharta, tapi ianya menentramkan hati..

Wahai suamiku..
Duduklah dikerusi ini,
Walaupun bukan dari jati, tapi dudukmu dapat menghilangkan kepenatan sehari.

Wahai suamiku..
Marilah kubukakan sepatu dan pakaianmu,
Walaupun tangan- tangan ini tak selembut bidadari, tapi mudah2 an dapat melonggarkan jasmani..

Wahai suamiku..
Minum dan teguklah air jernih ini,
Mungkin tak sesegar air pegunungan tapi Insya Allah dapat melenyapkan dahaga..


Wahai suamiku..
Duduklah di kerusi ini, dan mari kutemani engkau makan,
Mungkin makanan ini tak selazat seperti direstoran2 mahal dikota, tapi kebaikan dan kehalalannya telah teruji..

Wahai suamiku..
Kenyangkah dirimu.. segarkah dirimu..
Mintalah apa yang kau mau ..

Wahai suamiku..
Bila sakit hati menerpamu,
Berilah ampun pada diri ini,
Tanpa ampunan mu, sengsaralah diri ini..
Berjuta-juta malaikat mengutuk ku tanpa henti ..

Wahai suamiku..
Bila pedih menghampirimu..
Marilah… rebahlah dalam bahuku ini
letakkanlah kepalamu disisiku, menangislah.. mudah2an bahu kecil ini dapat meringankan kepedihanmu..

Wahai suamiku..
Bila marah menerjangmu,
Pandangilah diriku, kutundukan mata ini seraya meminta ampunan dari mu..

Wahai suamiku,
Jika kau berikan harta kepadaku,
Alhamdulilah, seraya berucap pada AllahurRabbi, berkatilah rezeki ini dan cukupkanlah hamba atasnya..

Wahai suamiku,
JIka kau nyatakan kesulitan di hadapanku..
Ingin secepatnya ku peluk dirimu, seraya berkata, jangan sedih suamiku, Mari kita ringankan kesulitan itu…
Setelah kesulitan pasti ada kemudahan..


Wahai suami ku..
Apapun yang kan kulakukan, asalkan jalan pada Allah yang sebenarnya,
Redha mu mempermudah Redha Allah pada ku,
Syurgaku ada di bawah naunganmu..

Peganglah erat2 tangan ini, umpama tangan ini tercipta untuk membantumu..
Tataplah mata ini seraya menyajikan lautan kedamaian..
Senyumlah, karena diriku tak rela sekejap pun terhalang dari mu..
Bawalah diriku kemana kau tuju..
Sertakan diriku disetiap langkahmu..
Kepada Allah lah kita menuju..
Ampunilah daku suamiku......


Isterimu...

Rabu, 01 September 2010

Pernikahan



Pernikahan atau perkawinan,
Menyingkap tabir rahasia.
Istri yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia khadijah,
Tidaklah setaqwa Aisyah,
Pun tidak setabah Fatimah,
Apalagi secantik Zulaikha. Justru Istrimu hanyalah wanita akhir jaman,
Yang punya cita-cita,Menjadi Sholehah….
Pernikahan atau perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Istri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya,
Istri ladang tanaman, Kamu pemagarnya,
Istri kiasan ternakan, Kamu gembalanya,
Istri adalah murid, Kamu mursyidnya,
Istri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya.
Saat Istri menjadi madu, Kamulah penawar bisanya,
Seandainya istri tulang yang bengkok, berhatilah meluruskannya.
Pernikahan atau perkawinan,
Mengisyafkan kita perlunya iman dan taqwa.
Untuk belajar meniti sabar dari ridho Allah SWT.
Karena memiliki istri yang tidak sehebat mana,
Justru ……Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Rasullulah,
Pun bukan pula sayyidina Ali Karamallahhuwajhah,
Cuma suami akhir zaman,Yang berusaha menjadi soleh…Amin.

***
Puisi diatas aku dapatkan dari blog sahabatku tapi sumbernya dia juga gak jelas, ya udah, yang penting substansinya aku emang sepaham.

PUISI KEKASIH


Bunga menguntum indah, menyeri memerah
Dipuji dengan berbagai bagai madah
Esok bunga jatuh gugur
Serpih demi serpih, tanpa daun dan kelopak.

Isteriku
Engkau bukan bunga yang akan layu
Dan aku bukan kumbang yang akan dirayu
Lambang bunga lambang sementara
Tetapi perjuangan kita tiada penghujungnya
Daerah kita bukan daerah cinta
Bukan masanya untuk memujuk kekasih merajuk
Tiada senda gurau memanjang
Kerana kita dalam berjuang

Di sini uda dan dara telah berkubur
Kita bina atasnya jihad yang subur
Bumi kita bumi payah
Penuh peluh, air mata dan mungkin darah
Bila aku menjejak tapak Yasir
Ikutilah dibelakang ku sebagai Sumaiyah
Bila kau katakan pada mu: Perjuangan itu pahit
Kau katakan kembali: Syurga itu manis

Suamiku
Bunga semalam telah layu
Gugur dari jambangannya
Maju cinta dan perjuangan kita
Bukan itu lambangnya
Mulut telah kaku untuk merayu
Hatiku malu untuk cemburu
Tidak seperti dahulu

Kerana kini kau seorang mujahid
Yang rindu memburu syahid
Maaf kiranya tutur dan tingkah
Senyum dan seri wajah, pudar dan hambar di mata mu
Padaku yang baru belajar menjadi seorang mujahidah
Aku hanya mampu mendoakan agar kau menjadi seperti Yasir
Walaupun kiranya aku bukan seperti Sumaiyah
Dalam tangis ku cuba senyum
Tika kau keluar bermusafir
Seperti redhonya Siti Hajar waktu ditinggalkan Ibrahim
Biar kita berpisah selalu derita
Kerana syurga menagih ujian berat
Sedangkan neraka itu dipagari ribuan nikmat.

P/S: Puisi ini ana tak tahu siapa penulisnya. Semoga penulisnya mendapat ganjaran dan kedudukan yang mulia di sisi Allah